Minggu, 24 April 2022

KONEKSI ANTAR MATERI

MODUL 3.1 : PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN




OLEH :

SITI NURHAYATI, S.Pd.SD

CGP ANGKATAN 4 SDN DAWUNG 1

KABUPATEN SRAGEN

 

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah pada kesempatan yang baik ini saya ingin menuliskan beberapa hal yang terkait dengan Koneksi Antar Materi di modul 3.1 pada pendidikan guru penggerak angkatan 4 kabupaten Sragen yang berisi tentang :

“Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran “

Sebelumnya tidak lupa saya ingin mengucapkan terimaksih banyak atas bimbingan dari fasilitator saya yaitu Bapak Muhajir Junaidah dan juga Pendamping  praktik saya Bapak Heru Setyawan. Pada tugas ini terdapat 10 Pertanyaan yang akan saya coba jawab satu per satu sesuai dengan kemampuan pengetahuan saya.

1.       Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil? Sebagaimana kita ketahui bersama Pratap Triloka Ki Hajar Dewantara terdiri atas tiga semboyan yakni 

Jawab :

Sesuai pandangan KHD, patrap triloka terdiri atas tiga semboyan yaitu “ ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani”.Semboyan tersebut dapat di artikan “ di depan memberi contoh/ teladan , di tengah membangun motivasi/ kehendak, dan di belakang memberi dukungan / dorongan”. Seorang guru seharusnya menghayati dan mengamalkan patrap triloka ini. KHD berpandangan bahwa seorang guru harus memberi teladan atau contoh praktik yang baik kepada murid ( ing ngarsa sung tuladha ).Guru adalah sosok yang patut di tiru baik ucapan dan tingkah lakunya , terlebih dalam mengambil keputusan. Untuk selanjutnya seorang guru harus dapat mencurahkan kehendaknya / menggerakkan hatinya dan hati muridnya agar keputusan yang diambil dapat membawa kebaikan bersama. Terakhir dalam mengambil keputusan pula, seorang guru juga harus menghayati “ Tut wuri handayani “ , artinya keputusan yang diambil dalam rangka wujud support, dorongan, fasilitas bagi murid – murid menuju kebahagiaan.

 

2.       Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam suatu pengambilan keputusan?

Jawab :

Menurut pendapat saya nilai – nilai yang tertanam dalam diri seorang guru sangatlah mempengaruhi terhadap prinsip – prinsip yang akan di ambilnya dalam suatu pengambilan keputusan. Ada tiga prinsip pengambilan keputusan yaitu :

1)      Berpikir Berbasis Hasil akhir ( Ends- Based Thinking )

2)      Berpikir Berbasis Peraturan ( Rule – Based Thinking )

3)      Berpikir Berbasis Rasa Peduli ( Care – Based Thinking )

Rule –Based Thinking biasanya di ambil oleh orang – orang yang mengedepankan intuisi , kejujuran, aturan atau suatu prinsip yang mendalam.Ends – based thinking biasanya di ambil oleh orang – orang yang mengutamakan nilai – nilai agama , penghargaan akan kehidupan, masa depan dan kepentingan orang banyak. Sementara yang terakhir yaitu Care – Based Thinking biasa di ambil oleh orang – orang yang mengutamakan rasa kasih sayang , cinta, toleransi, kesetiaan dan empati.

3.       Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Jawab :

Pembimbingan yang telah dilakukan oleh pendamping atau fasilisator telah membantu saya berlatih mengevaluasi keputusan yang telah saya ambil. Apakah keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid, apakah sudah sejalan dengan nilai-nilai kebajikan universal, apakah keputusan yang diambil bermanfaat untuk banyak orang dan apakah keputusan yang diambil tersebut dapat dipertanggung jawabkan. Seorang pendidik harus mampu mengetahui dan memahami kebutuhan belajar serta kondisi sosial dan emosional dari muridnya . Seorang siswa harus mampu menyelesaikan permasalahannya dalam belajarnya . Pentingnya pendekatan Coaching dilaksanakan oleh guru, karena guru dalam hal ini sebagai coach akan menggali potensi yang dimiliki oleh muridnya dengan memberi pertanyaan pemantik sehingga murid dapat menemukan potensi yang terpendam dalam dirinya untuk dapat menyelesaikan masalahnya sendiri. Untuk dapat mengambil sebuah keputusan dengan baik maka keterampilan coaching akan membantu kita sebagai pemimpin pembelajaran dengan pertanyaan- pertanyaan untuk memprediksi hasil dan berbagai opsi dalam pengambilan keputusan. Coaching dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat yang akan berpengaruh sehingga terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman dengan demikian akan berpengaruh bagi peserta didik dalam proses pembelajaran. Sesi coaching membantu guru untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki dan memecahkan permasalahan saat menjadi pemimpin pembelajaran, sehingga pada saat menentukan suatu permasalahan dilema etika seorang guru mampu mengidentifikasi suatu permasalahan dengan tehnik coaching, sehingga mampu menghasilkan keputusan yang tepat dan berpihak pada murid

 

4.       Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Jawab :

Dalam melaksanakan proses Pendidikan, pendidik dalam hal ini guru harus mampu melihat dan memahami kebutuhan belajar muridnya serta mampu mengelola kompetensi sosial dan emosional yang dimiliki dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Dalam proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan kompetensi sosial emosional seperti kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan ketrampilan berhubungan sosial (relationship skills). Sehingga diharapkan proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindfull), terutama sadar dengan berbagai pilihan , konsekuensi yang akan terjadi, dan meminilisir kesalahan dalam pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan membutuhkan keberanian dan kepercayaan diri untuk menghadapi konsekuensi dan implikasi dari keputusan yang kita ambil karena tidak ada keputusan yang bisa sepenuhnya mengakomodir seluruh kepentingan para pemangku kepentingan. Namun tujuan utama pengambilan selalu pada kepentingan dan keberpihakan pada anak didik

 

5.       Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik

Jawab :

Menurut pendapat saya seorang pendidik yang telah memiliki nilai-nilai guru penggerak yakni mandiri, inovatif kolaboratif, reflektif dan berpihak kepada murid akan mampu mengambil suatu keputusan yang juga berpihak pada murid yang sejalan dengan nilai-nilai kebajikan universal dan dapat dipertanggung jawabkan. Akan tetapi jika seorang guru belum memiliki nilai-nilai seorang guru penggerak atau telah kehilangan idealismenya sebagai seorang guru maka keputusan yang diambil akan cenderung digunakan untuk mengutamakan kepentingan pribadi atau golongan seringkali berorientasi pada materi dan tidak dapat dipertanggung jawabkan

 

6.       Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman

Jawab:

Pengambilan keputusan yang tepat terkait kasus – kasus masalah moral atau etika hanya dapat di capai jika di lakukan melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, dengan memperhatikan 4 paradigma dan 3 prinsip pengambilan keputusan.Dengan memperhatikan langkah dan hal- hal tersebut , maka keputusan yang diambil di yakini akan mampu mengakomodasi semua kepentingan dari pihak – pihak yang terlibat yang berimbas terciptanya lingkungan yang positif , kondusif , aman dan nyaman, serta meminimalisir resiko terburuk.

 

7.       Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Jawab :

Iya , kesulitan muncul karena maslah perubahan pandangan / paradigma dan budaya sekolah yang sudah dilakukan turun temurun selama bertahun tahun. Diantaranya adalah sistem yang kadang memaksa guru untuk memilih pilihan yang salah atau kurang tepat dan tidak berpihak kepada murid. Kedua, tidak semua warga sekolah berkomitmen tinggi untuk menjalankan keputusan bersama. Ketiga, banyak keputusan manajemen sekolah yang diambil tanpa melibatkan guru sehingga muncul kegaduhan.

 

8.       Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

Jawab :

Menurut pendapat saya, semua tergantung kepada keputusan seperti apa yang di ambil, apabila keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid , misalnya tentang budaya kedisiplinan sekolah, apakah penangananya sudah sesuai dengan kebutuhan murid, maka hal ini akan dapat memerdekakan murid dan pada akhirnya murid dapat berkembang sesuai dengan potensi dan kodratnya. Namun, sebaliknya apabila keputusan tersebut tidak berpihak kepada murid , tentunya murid tidak akan dapat berkembang sesuai potensi dan kodratnya.

 

9.       Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Jawab :

Untuk mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, kita harus benar- benar memperhatikan kebutuhan belajar murid. Jika keputusan yang kita ambil sudah mempertimbangkan kebutuhan murid maka murid akan dapat menggali potensi yang ada dalam dirinya dan kita sebagai pemimpin pembelajaran dapat memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajarnya dan menuntun murid dalam mengembangkan potensi yang dimiliki sehingga keputusan kita dapat berpengaruh terhadap keberhasilan dari murid di masa depannya nanti. Pendidik yang mampu mengambil keputusan secara tepat akan memberikan dampak akhir yang baik dalam proses pembelajaran sehingga mampu menciptakan well being murid untuk masa depan yang lebih baik

 

10.   Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Jawab :

Kesimpulan yang di dapat dari pembelajaran modul 3.1 dan kaitannya dengan modul – modul sebelumnya yaitu :

1.          Pengambilan keputusan suatu kompetensi yang harus di miliki oleh guru dan harus berlandaskan kepada filosofi Ki Hajar Dewantara yang di kaitkan sebagai pemimpin pembelajaran.

2.          Pengambilan keputusan yang di ambil oleh seorang guru harus berdasarkan kesadaran penuh (mindfullness) untuk menghantarkan muridnya menuju profil pelajar Pancasila

3.          Dalam mewujudkan profil pelajar pancasila , ada banyak dilema etika dan bujukan moral. Sehingga di perlukan panduan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan untuk memutuskan dan memecahkan suatu masalah agar keputusan tersebut berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar.

 

Demikian pemaparan saya kali ini semoga bermanfaat untuk kita semua, salam guru penggerak.

Guru Bergerak  Indonesia Maju

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabbarakatuh

Senin, 04 April 2022

 TUGAS PROGRAM GURU PENGGERAK

2.3.a.9 Koneksi Antarmateri – Coaching




 

OLEH

SITI NURHAYATI, S.Pd.SD

CGP ANGKATAN 4

KABUPATEN SRAGEN

 

Ø Buatlah sebuah kesimpulan dan penjelasan mengenai peran anda sebagai penuntun ( Sistem Among ) atau seorang coach di sekolah atau seorang coach di sekolah dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya di modul 2 yakni Pembelajaran Berdiferensiasi dan Pembelajaran Emosi dan Sosial

gambar ki hajar.jpg

 


 

 

Ki Hadjar Dewantara menekankan bahwa pendidikan adalah proses “ Menuntun “  belajar murid untuk mencapai kekuatan kodrat anak sehingga dapat memperbaiki lakunya.

Sebagai seorang guru ( Coach ) harus dapat menuntun segala kodrat yang dimiliki murid agar ia mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia maupun anggota masyarakat.

Coaching menjadi proses yang sangat penting untuk di lakukan di sekolah. Proses coaching dapat membuat murid menjadi lebih merdeka dalam belajar, kebutuhan murid terpenuhi setiap individu ( Diferensiasi ) dan bisa di lakukan secara kolaboratif seluruh komunitas  sekolah ( Pembelajaran Sosial Emosional )

Ø Buatlah sebuah refleksi dari pemahaman atas keseluruhan materi modul

 2 .3 bagaimana keterampilan coaching dapat membantu profesi anda sebagai guru dalam menjalankan pendidikan yang berpihak pada murid

Apa itu Coaching?

-         Sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil serta sistematis, coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coache.

-         Kunci Pembuka potensi seseorang untuk memaksimalkan kinerjanya.

-         Coaching lebih kepada membantu seseorang untuk belajar daripada mengajarinya.

Apa yang membedakan mentoring, konseling dan coaching

No

Perbedaan

pengertian

1

Mentoring

Mnentoring membagikan pengalamannya untuk membantu mentee dalam mengembangkan diri.

2

Konseling

Konseling membantu konseli dalam memecahkan masalahnya

3

Coaching

Coaching mendorong coachee untuk dapat menyelesaikan atau menemukan masalahnya sendiri.

 

Apa saja kompetensi dasar yang harus dimiliki seorang guru sebagai coach?

·        Keterampilan membangun dasar proses coaching

·        Keterampilan membangun hubungan baik

·        Keterampilan berkomunikasi

·        Keterampilan memfasilitasi Pembelajaran

Bagaimana komunikasi yang memberdayakan sebagai keterampilan dasar coaching ?

·        Hubungan saling mempercayai

·        Menggunakan data yang benar

·        Bertujuan untuk menuntun pada pihak untuk optimalisasi potensi

·        Rencana tindak lanjut atau aksi

Hal – hal apa saja yang harus di pahami dan dilatih untuk mendukung praktik coaching

·        Komunikasi assertif

·        Pendengar aktif

·        Bertanya aktif

·        Umpan balik positif

 

Langkah coaching model TIRTA antara lain :

1.     Tujuan utama pertemuan / pembicaraan

2.     Identifikasi masalah coachee

3.     Rencana Aksi

4.     Tanggung jawab dan komitmen

TIRTA berarti air, air mengalir dari hulu ke hilir, jika kita ibaratkan murid kita adalah air maka biarlah ia merdeka, mengalir lepas hingga ke hilir potensinya. Anda sebagai guru memiliki tugas untuk menjaga air itu tetap mengalir , tanpa sumbatan.

 

Coaching menuju merdeka belajar

Coaching menjadi proses yang sangat penting dilakukan di sekolah. Proses coaching dapat membuat murid menjadi lebih merdeka dalam belajar untuk mengeksplorasi diri, mencapai tujuan pembelajaran dan memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh murid.

  3.3.a. 10 . Aksi Nyata - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid 3.3.a. 10 . Aksi Nyata - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Mu...