Selasa, 12 Juli 2022

 

3.3.a.10. Aksi Nyata - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid


3.3.a.10. Aksi Nyata - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

Oleh : Siti Nurhayati, S.Pd. SD

CGP Angkatan 4 Kabupaten Sragen

PERISTIWA

1.   LATAR BELAKANG

Hasil AN tahun lalu pada rapor mutu pendidikan sekolah sudah menunjukkan capaian “ Mencapai Kompetensi Minimum “ . Akan tetapi, literasi yang di capai murid belum membudaya. Poin utama dalam aksi nyata  yang akan saya kembangkan pada pengelolaan program yang berdampak pada murid  yaitu meningkatkan gerakan literasi sekolah sehingga dapat meningkatkan wawasan serta pengetahuan murid

Karakteristik yang di kembangkan : Lingkungan yang dapat mendorong murid untuk kreatif, bernalar kritis dan mandiri. Suara ide kelas muncul dari siswa yaitu mengenai bahan bacaan dan waktu kegiatan.

2.      AKSI NYATA

Dalam Kegiatan aksi nyata yang saya lakukan ini, tidak terlepas dari semua dorongan , bantuan dan motivasi seluruh warga sekolah. Mereka ikut berperan dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan “Gerakan Literasi Sekolah”  yang saya lakukan . Dari kegiatan mendesain pojok baca, memilah buku, membuat jadwal kegiatan, semuanya ikut membantu saya. Ini semua adalah bukti dukungan nyata dari pihak sekolah, sehingga anak – anak akan merasa senang dan kegiatan pun dapat berjalan dengan baik. Tindakan tersebut dilakukan dengan penuh kesadaran dan suka cita. Siswa membuat jadwal untuk kegiatan Gerakan Literasi dan memilih buku sesuai dengan keinginan mereka. Program ini di lakukan dengan menggunakan alur tahapan BAGJA yang di antaranya :

1.      B- uat Pertanyaan Utama (Define)

ü Membuat pertanyaan utama yang akan menentukan arah investigasi kekuatan /potensi / peluang.
 ü Menggalang atau membangun koalisi tim perubahan

Yang perlu di lakukan :
 ü Dialog dengan rekan kerja untuk bersama – sama mengidentifikasi hasil rapor mutu pendidikan terkait dengan literasi di sekolah.
 üDiskusi bersama kepala sekolah / rekan sejawat tentang bagaimana program literasi di sekolah ini nanti dapat berhasil.

Dokumentasi



2.      A-mbil Pelajaran ( Discover )

ü Menyusun pertanyaan lanjutan untuk menemukenali kekuatan / potensi/ peluang lewat investigasi ;
 ü Menentukan bagaimana cara kita menggali fakta, memperoleh data, diskusi kelompok kecil/besar, survai individu, multi unsur.



Yang di lakukan :
 ü Melakukan komunikasi bersama siswa dan menanyakan buku yang anak – anak sukai dan pelaksanaan gerakan Literasi

Dokumentasi




3.      G- ali Mimpi ( Dream )

ü Menyusun deskripsi kolektif bilamana inisiatif terwujud;
 ü Mengalokasikan kesempatan untuk berproses bersama, multi unsur ( kapan, di mana, siapa saja )

Yang di lakukan :
Memetakan survay buku yang anak – anak sukai.

Dokumentasi



4.      J-abarkan Rencana ( Design )

ü Mengidentifikasi tindakan konkret yang di perlukan untuk menjalankan langkah – langkah kecil sederhana yang dapat dilakukan segera dan langkah berani / terobosan yang akan memudahkan keseluruhan pencapaian;
 ü Menyusun definisi kesuksesan pencapaian ( tujuan, capaian , iuran )

Yang perlu di lakukan :
 ü Menyusun langkah kecil dan menentukan kegiatan yang dapat meningkatkan literasi siswa.

Dokumentasi




5.      Atur Eksekusi ( Deliver )

ü Menentukan siapa yang berperan / di libatkan dalam pengambilan keputusan ;
 ü Mendesain jalur komunikasi dan pengelolaan rutinitas ( misal : protokol , rutinitas, knowledge management, monev / refleksi)

Yang Perlu di lakukan :
 ü Melaksanakan kegiatan literasi, murid bebas memilih buku apa yang ingin di baca dan di ceritakan kembali di depan kelas.

Dokumentasi






3.      PERASAAN SAAT MELAKUKAN KEGIATAN LITERASI

Perasaan saya ketika melaksanakan kegiatan Gerakan Literasi Sekolah ini, saya merasa sangat senang dan memiliki keinginan untuk membawa sebuah perubahan kecil yang berdampak pada murid. Pada modul 3.3.a.10 ini saya belajar bagaimana mengelola sebuah program yang dapat berdampak pada murid. Dalam kegiatan ini saya berharap murid – murid dapat semangat dan menyadari bahwa membaca adalah suatu kebutuhan. Melalui gerakan ini juga saya berharap dapat menjawab permasalahan mengenai literasi yang ada di sekolah saya. Dan tidak lupa saya mengucapkan terimaksih kepada beliau Kepala sekolah saya dan juga rekan sejawat saya yang selalu memberikan dukungan , dorongan dan motivasi sehingga setiap kegiatan yang saya lakukan dapat berjalan dengan baik.



4.      PEMBELAJARAN YANG DI PEROLEH

üFeeling ( perasaan ) : Perasaan saya selama melaksanakan kegiatan ini, saya merasa senang dan semangat sekali karena program ini dapat melatih siswa untuk memahami bahwa membaca adalah suatu kebutuhan.

üFact ( Fakta ) : Murid menyukai kegiatan literasi, terlebih ketika mereka di beri kebebasan untuk memilih buku yang sesuai dengan keinginan mereka.

ü  üFindings ( Temuan ) : Dengan adanya program ini maka siswa menjadi senang karena dapat membaca buku sesuai keinginan mereka

ü ü Future ( Masa Depan ) : Kedepannya kelas yang saya ampu akan membuat pojok baca yang lebih lengkap, menarik sehingga anak- anak lebih semangat lagi di dalam melaksanakan kegiatan literasi












Kamis, 09 Juni 2022

3.1.a.10. Aksi Nyata_Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran.

Portofolio dengan model 4F ( Fact, Feelings, Finding, Future) 

Oleh : Siti Nurhayati

Calon Guru Penggerak Angkatan 4 Kab. Sragen

Peristiwa ( Fact )

Latar Belakang

Guru adalah pemimpin sebuah pembelajaran, sering kali kita dihadapkan pada situasi yang membingungkan dan harus berani mengambil sebuah keputusan.Ketika kita mengambil sebuah keputusan terkadang kita di hadapkan pada berbagai pilihan yang sulit untuk kita pilih meskipun itu sama – sama benarnya. Kita seringkali juga di hadapkan akan membuat sebuah pilihan dalam pengambilan keputusan benar vs salah seperti dalam situasi bujukan moral. Hal ini akan membuat kita bimbang dalam proses pengambian keputusan. Pada aksi nyata saya di modul 3.1 saya mencoba melaksanakan kegiatan dengan di dasari pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.Kebetulan di kelas saya ada beberapa siswa yang belum lancar membaca, di karenakan adanya pandemi sehingga belajarnya tidak maksimal. Saya mencoba untuk berkolaborasi dengan teman – teman untuk menyelesaikan masalah tersebut. 

Alasan Melakukan Aksi Nyata

Berdasarkan peristiwa di atas terkait ada beberapa siswa yang belum lancar membaca karena adanya pandemi, jika kita identifikasi maka hal ini merupakan dilema etika. Sekolah harus mengambil sebuah tindakan mengenai siswa yang mengalami keadaan tersebut karena terlalu lamanya kegiatan pembelajaran daring,sehingga pembelajaran kurang maksimal, terlebih bagi siswa dengan kemampuan yang memerlukan pelayanan khusus. hal ini perlu dilakukan supaya tidak terjadi  ketertinggalan pada anak-anak tersebut dan lingkungan kelas kembali normal. CGP akan mencoba melaksanakan aksi nyata
yaitu mendampingi siswa  tersebut agar kembali semangat belajar, hal ini berarti perlu adanya pengambilan keputusan yang tepat dalam penanganan siswa yang mengalami keadaan tersebut




Hasil Aksi Nyata

Hasil aksi nyata yang telah diterapkan oleh CGP yaitu siswa yang awalnya mengalami kesulitan membaca  mulai manyadari kesalahan yang di lakukan yaitu malas belajar membaca.  CGP mulai mengambil keputusan untuk memberikan jam tambahan kepada siswa . Dengan adanya jam tambahan itu kita sebagai guru benar – benar bisa fokus di dalam menangani permasalahan yang di alami siswa, dampak baik dari pemberian jam tambahan siswa merasa lebih di perhatikan, merasa lebih fokus di dalam serta termotivasi dan semangat kembali dalam belajar

PERASAAAN (FEELINGS)

Di awal ketika saya mulai menerapkan jam tambahan ini saya merasa agak kesulitan di dalam mengatur wakttunya, tetapi saya merasa tertantang untuk bisa mencoba menerapkan pembelajaran yang ada pada  modul 3.1.a10 tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran karena siswa yang saya berikan pendampingan sangat sulit sekali menerima penjelasan dari saya sehingga diperlukan penanganan lebih dalam mengajari membaca, akhirnya saya mencoba berkolaborasi dengan bapak ibu guru lain dan mereka memberikan saran untuk mengidentifikasi terlebih dahulu tingkat kesukaran yang di alami siswa, dari yang belum hafal huruf ataupun yang kesulitan merangkai tiap suku kata. Saya mencoba mengpraktekkan hal tersebut, perlahan anak ini mulai ada peningkatan dalam membaca. Menurut saya hal ini adalah tindakan pengeambilan keputusan yang positif sebagai pemimpin pembelajaran agar siswa saya dapat membaca.

PEMBELAJARAN (FINDINGS)

Setelah saya mengidentifikasi dengan seksama, sebenarnya mereka memiliki permasalahan yang beraneka ragam, dan sebagai seorang pendidik permasalahan ini haruslah kita pahami telebih dahulu sebelum kita mengambil sebuah keputusan, supaya setiap keputusan yang kita ambil dapat sesuai dan menyelesaikan masalah mereka dan berdampak positif. Pelajaran yang dapat dilaksanakan dalam menghadapi sebuah dilema etika atau bujukan moral perlu adanya pemahaman tentang masalah tersebut sehingga dapat menggambil keputusan yang dirasa itu adalah keputusan terbaik, serta perlu adanya kesabaran yang besar dan semangat yang tinggi  untuk menangani setiap masalah.

PERUBAHAN (FUTURE)


Kemampuan dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran merupakan aksi nyata yang ada di dalam diri saya sebagai seorang calon guru penggerak.  Hal yang tidak kalah pentingnya adalah kolaborasi dari seluruh warga sekolah dan semangat tinggi dari dalam diri kita. Harapan saya dengan langkah-langkah pengambilan keputusan yang saya laksanakan dapat menjadi acuan dalam menghadapi dilema etika bujukan moral yang terjadi di sekolah. Dengan semangat yang tinggi dan kesabaran serta kolaorasi akan membuat keputusan itu berdampak positif.


 



 

3.2.a.10 Aksi Nyata - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

 

RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA

 

Judul Modul               : Mewujudkan Suasana Kelas yang Aman, Nyaman dan Menyenangkan

Nama Peserta            : Siti Nurhayati, CGP Angkatan 4 Kab. Sragen

 

A.     Latar Belakang:

Selama ini proses kegiatan pembelajaran disekolah saya, saya  merasa belum nyaman dan menyenangkan. Salah satu penyebabnya adalah pengaturan tempat duduk yang selalu menghadap ke papan tulis, selalu menghadap ke depan, sehingga murid-murid mengeluh kurang nyaman, apalagi menyenangkan. Untuk mewujudkan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan tentu membutuhkan sentuhan dari penghuni kelas (murid) untuk mengelola lingkungan kelas, melalui kebersihan, keindahan, kerapian, dan keamanan. Dengan lingkungan kelas yang disesuaikan sesuai dengan keinginan murid tentu akan menjadi pemicu kenyamanan murid selaku penghuninya.


B.     Tujuan:

Menciptakan lingkungan kelas nyaman dan menyenangkan yang mendukung optimalnya proses pembelajaran berpihak pada murid.

C.     Tolok Ukur:

1.   Murid mampu menggali hal-hal yang disukai dan tidak dari lingkungan kelasnya;

2.   Murid mampu mengatur lingkungan kelas menjadi lebih menyenangkan untuk mendukung proses pembelajaran;

3.   Suasana kelas menjadi lebih aman dan nyaman;

4.   Proses pembelajaran menyenangkan dan berbihak pada murid

D.    Linimasa Tindakan

1.  Buat Pertanyaan  (Minggu ke- 1)

a  Menggali cita-cita dan harapan murid terhadap suasana/lingkungan kelas impian;

c  Melibatkan murid untuk menginventarisasi kekuatan dan potensi yang dimiliki.

2.  Ambil Pelajaran (Minggu ke- 2)

a  Meminta murid mengidentifikasi hal-hal yang disukai dan tidak disukai dari lingkungan kelasnya;

b  Meminta murid melihat contoh tata ruang kelas yang baik dan nyaman di media internet.

3.  Gali Mimpi (Minggu ke- 2)

a  Menciptakan kelas tetap/tidak berpindah agar suasana belajar yang aman, nyaman dan menyenangkan dengan berkoordinasi dengan manajemen sekolah

b  Menanyakan pendapat kepada setiap murid tentang kondisi kelas yang menyenangkan bagi mereka;

Membuat rancangan pengaturan kelas bersama murid.

4.  Jabarkan Rencana (Minggu ke- 3)

a  Membuat capaian target dari hasil koordnasi dengan manajemen sekolah;

b  Membuat capaian target yang realistis untuk setiap murid;

c  Meminta murid merencanakan jadwal pengaturan ruang kelas;

d  Membagi tugas murid dalam pengaturan lingkungan kelas.

5.   Atur Eksekusi (Minggu ke- 4)

a  Menyusun tim kerja;

b  Menyepakati tenggat penyelesaian pekerjaan masing-masing tim;

E.     Dukungan yang Dibutuhkan

1.      Alat kebersihan didapatkan melalui koordinasi dengan pihak sekolah (bagian sarpras) atau dengan gotong royong murid yang membawa sendiri alat kebersihan dari rumah;

2.      Alat dan bahan untuk memperindah ruangan dengan berkoordinasi dengan pihak sekolah atau murid bergotong royong membawa dari rumah terkait penyiapan ATK. ATK yang dibutuhkan misalnya: kertas manila, spidol warna, crayon, selotip, pensil, lem, kertas post-it, gunting, penghapus whiteboard, dll;

3.      Dukungan dari:

a  Kepala sekolah: koordinasi

b  Rekan sejawat: keterlibatan aksi

c  Orang tua murid: mendukung putra putrinya

d  Murid: subyek

Minggu, 24 April 2022

KONEKSI ANTAR MATERI

MODUL 3.1 : PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN




OLEH :

SITI NURHAYATI, S.Pd.SD

CGP ANGKATAN 4 SDN DAWUNG 1

KABUPATEN SRAGEN

 

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah pada kesempatan yang baik ini saya ingin menuliskan beberapa hal yang terkait dengan Koneksi Antar Materi di modul 3.1 pada pendidikan guru penggerak angkatan 4 kabupaten Sragen yang berisi tentang :

“Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran “

Sebelumnya tidak lupa saya ingin mengucapkan terimaksih banyak atas bimbingan dari fasilitator saya yaitu Bapak Muhajir Junaidah dan juga Pendamping  praktik saya Bapak Heru Setyawan. Pada tugas ini terdapat 10 Pertanyaan yang akan saya coba jawab satu per satu sesuai dengan kemampuan pengetahuan saya.

1.       Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil? Sebagaimana kita ketahui bersama Pratap Triloka Ki Hajar Dewantara terdiri atas tiga semboyan yakni 

Jawab :

Sesuai pandangan KHD, patrap triloka terdiri atas tiga semboyan yaitu “ ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani”.Semboyan tersebut dapat di artikan “ di depan memberi contoh/ teladan , di tengah membangun motivasi/ kehendak, dan di belakang memberi dukungan / dorongan”. Seorang guru seharusnya menghayati dan mengamalkan patrap triloka ini. KHD berpandangan bahwa seorang guru harus memberi teladan atau contoh praktik yang baik kepada murid ( ing ngarsa sung tuladha ).Guru adalah sosok yang patut di tiru baik ucapan dan tingkah lakunya , terlebih dalam mengambil keputusan. Untuk selanjutnya seorang guru harus dapat mencurahkan kehendaknya / menggerakkan hatinya dan hati muridnya agar keputusan yang diambil dapat membawa kebaikan bersama. Terakhir dalam mengambil keputusan pula, seorang guru juga harus menghayati “ Tut wuri handayani “ , artinya keputusan yang diambil dalam rangka wujud support, dorongan, fasilitas bagi murid – murid menuju kebahagiaan.

 

2.       Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam suatu pengambilan keputusan?

Jawab :

Menurut pendapat saya nilai – nilai yang tertanam dalam diri seorang guru sangatlah mempengaruhi terhadap prinsip – prinsip yang akan di ambilnya dalam suatu pengambilan keputusan. Ada tiga prinsip pengambilan keputusan yaitu :

1)      Berpikir Berbasis Hasil akhir ( Ends- Based Thinking )

2)      Berpikir Berbasis Peraturan ( Rule – Based Thinking )

3)      Berpikir Berbasis Rasa Peduli ( Care – Based Thinking )

Rule –Based Thinking biasanya di ambil oleh orang – orang yang mengedepankan intuisi , kejujuran, aturan atau suatu prinsip yang mendalam.Ends – based thinking biasanya di ambil oleh orang – orang yang mengutamakan nilai – nilai agama , penghargaan akan kehidupan, masa depan dan kepentingan orang banyak. Sementara yang terakhir yaitu Care – Based Thinking biasa di ambil oleh orang – orang yang mengutamakan rasa kasih sayang , cinta, toleransi, kesetiaan dan empati.

3.       Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Jawab :

Pembimbingan yang telah dilakukan oleh pendamping atau fasilisator telah membantu saya berlatih mengevaluasi keputusan yang telah saya ambil. Apakah keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid, apakah sudah sejalan dengan nilai-nilai kebajikan universal, apakah keputusan yang diambil bermanfaat untuk banyak orang dan apakah keputusan yang diambil tersebut dapat dipertanggung jawabkan. Seorang pendidik harus mampu mengetahui dan memahami kebutuhan belajar serta kondisi sosial dan emosional dari muridnya . Seorang siswa harus mampu menyelesaikan permasalahannya dalam belajarnya . Pentingnya pendekatan Coaching dilaksanakan oleh guru, karena guru dalam hal ini sebagai coach akan menggali potensi yang dimiliki oleh muridnya dengan memberi pertanyaan pemantik sehingga murid dapat menemukan potensi yang terpendam dalam dirinya untuk dapat menyelesaikan masalahnya sendiri. Untuk dapat mengambil sebuah keputusan dengan baik maka keterampilan coaching akan membantu kita sebagai pemimpin pembelajaran dengan pertanyaan- pertanyaan untuk memprediksi hasil dan berbagai opsi dalam pengambilan keputusan. Coaching dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat yang akan berpengaruh sehingga terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman dengan demikian akan berpengaruh bagi peserta didik dalam proses pembelajaran. Sesi coaching membantu guru untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki dan memecahkan permasalahan saat menjadi pemimpin pembelajaran, sehingga pada saat menentukan suatu permasalahan dilema etika seorang guru mampu mengidentifikasi suatu permasalahan dengan tehnik coaching, sehingga mampu menghasilkan keputusan yang tepat dan berpihak pada murid

 

4.       Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Jawab :

Dalam melaksanakan proses Pendidikan, pendidik dalam hal ini guru harus mampu melihat dan memahami kebutuhan belajar muridnya serta mampu mengelola kompetensi sosial dan emosional yang dimiliki dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Dalam proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan kompetensi sosial emosional seperti kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan ketrampilan berhubungan sosial (relationship skills). Sehingga diharapkan proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindfull), terutama sadar dengan berbagai pilihan , konsekuensi yang akan terjadi, dan meminilisir kesalahan dalam pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan membutuhkan keberanian dan kepercayaan diri untuk menghadapi konsekuensi dan implikasi dari keputusan yang kita ambil karena tidak ada keputusan yang bisa sepenuhnya mengakomodir seluruh kepentingan para pemangku kepentingan. Namun tujuan utama pengambilan selalu pada kepentingan dan keberpihakan pada anak didik

 

5.       Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik

Jawab :

Menurut pendapat saya seorang pendidik yang telah memiliki nilai-nilai guru penggerak yakni mandiri, inovatif kolaboratif, reflektif dan berpihak kepada murid akan mampu mengambil suatu keputusan yang juga berpihak pada murid yang sejalan dengan nilai-nilai kebajikan universal dan dapat dipertanggung jawabkan. Akan tetapi jika seorang guru belum memiliki nilai-nilai seorang guru penggerak atau telah kehilangan idealismenya sebagai seorang guru maka keputusan yang diambil akan cenderung digunakan untuk mengutamakan kepentingan pribadi atau golongan seringkali berorientasi pada materi dan tidak dapat dipertanggung jawabkan

 

6.       Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman

Jawab:

Pengambilan keputusan yang tepat terkait kasus – kasus masalah moral atau etika hanya dapat di capai jika di lakukan melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, dengan memperhatikan 4 paradigma dan 3 prinsip pengambilan keputusan.Dengan memperhatikan langkah dan hal- hal tersebut , maka keputusan yang diambil di yakini akan mampu mengakomodasi semua kepentingan dari pihak – pihak yang terlibat yang berimbas terciptanya lingkungan yang positif , kondusif , aman dan nyaman, serta meminimalisir resiko terburuk.

 

7.       Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Jawab :

Iya , kesulitan muncul karena maslah perubahan pandangan / paradigma dan budaya sekolah yang sudah dilakukan turun temurun selama bertahun tahun. Diantaranya adalah sistem yang kadang memaksa guru untuk memilih pilihan yang salah atau kurang tepat dan tidak berpihak kepada murid. Kedua, tidak semua warga sekolah berkomitmen tinggi untuk menjalankan keputusan bersama. Ketiga, banyak keputusan manajemen sekolah yang diambil tanpa melibatkan guru sehingga muncul kegaduhan.

 

8.       Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

Jawab :

Menurut pendapat saya, semua tergantung kepada keputusan seperti apa yang di ambil, apabila keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid , misalnya tentang budaya kedisiplinan sekolah, apakah penangananya sudah sesuai dengan kebutuhan murid, maka hal ini akan dapat memerdekakan murid dan pada akhirnya murid dapat berkembang sesuai dengan potensi dan kodratnya. Namun, sebaliknya apabila keputusan tersebut tidak berpihak kepada murid , tentunya murid tidak akan dapat berkembang sesuai potensi dan kodratnya.

 

9.       Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Jawab :

Untuk mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, kita harus benar- benar memperhatikan kebutuhan belajar murid. Jika keputusan yang kita ambil sudah mempertimbangkan kebutuhan murid maka murid akan dapat menggali potensi yang ada dalam dirinya dan kita sebagai pemimpin pembelajaran dapat memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajarnya dan menuntun murid dalam mengembangkan potensi yang dimiliki sehingga keputusan kita dapat berpengaruh terhadap keberhasilan dari murid di masa depannya nanti. Pendidik yang mampu mengambil keputusan secara tepat akan memberikan dampak akhir yang baik dalam proses pembelajaran sehingga mampu menciptakan well being murid untuk masa depan yang lebih baik

 

10.   Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Jawab :

Kesimpulan yang di dapat dari pembelajaran modul 3.1 dan kaitannya dengan modul – modul sebelumnya yaitu :

1.          Pengambilan keputusan suatu kompetensi yang harus di miliki oleh guru dan harus berlandaskan kepada filosofi Ki Hajar Dewantara yang di kaitkan sebagai pemimpin pembelajaran.

2.          Pengambilan keputusan yang di ambil oleh seorang guru harus berdasarkan kesadaran penuh (mindfullness) untuk menghantarkan muridnya menuju profil pelajar Pancasila

3.          Dalam mewujudkan profil pelajar pancasila , ada banyak dilema etika dan bujukan moral. Sehingga di perlukan panduan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan untuk memutuskan dan memecahkan suatu masalah agar keputusan tersebut berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar.

 

Demikian pemaparan saya kali ini semoga bermanfaat untuk kita semua, salam guru penggerak.

Guru Bergerak  Indonesia Maju

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabbarakatuh

  3.3.a. 10 . Aksi Nyata - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid 3.3.a. 10 . Aksi Nyata - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Mu...